B BARRIER DAN SELF-EFFICACY APOTEKER DALAM PROMOSI KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA KOTA BANJARBARU
BARRIER DAN SELF-EFFICACY APOTEKER DALAM PROMOSI KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA KOTA BANJARBARU
DOI:
https://doi.org/10.33859/jpcs.v3i1.218Kata Kunci:
apoteker, promosi kesehatan, barrier, self-efficacyAbstrak
Latar belakang: Promosi kesehatan lebih memfokuskan pada menjaga dan meningkatkan derajat kesejahteraan daripada mengembalikan kesehatan akibat dari sakit atau kecelakaan. Barrier adalah hambatan atau kendala yang dialami oleh apoteker dalam melaksanakan promosi kesehatan, sementara itu pada Self- efficacy ataupun keyakinan diri merupakan suatu perilaku positif orang yang percaya akan keahlian dirinya untuk meningkatkan evaluasi positif, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan.
Tujuan: Riset ini bertujuan guna mengetahui gambaran Barrier, serta Self- efficacy dalam promosi kesehatan dan hubungan antara Barrier serta Self- efficacy dalam melakukan promosi kesehatan.
Metode: Riset ini menggunakan pendekatan cross sectional serta Responden dipilih dengan memakai metode purposive sampling ialah dengan memberikan kuesioner kepada 20 orang Apoteker.Hasil: Sebagian besar apoteker yaitu 13 orang (65%) memiliki barrier yang tinggi dalam promosi kesehatan di FKTP Kota Banjarbaru. Barrier tinggi dalam kurangnya waktu (70 %) dan tidak adanya pedoman standar bagi apoteker (65 %). Mayoritas apoteker juga memiliki self-efficacy yang tinggi yaitu 12 orang (60%). Terdapat hubungan antara barrier dan self-efficacy dalam melaksanakan promosi kesehatan yang dilakukan oleh apoteker yang bekerja di FKTP Kota Banjarbaru.
Kesimpulan: Ada hubungan antara Barrier dan Self-efficacy dalam melaksanakan promosi kesehatan.